21 Oktober 2008

Akhirnya....Punya Usaha Sendiri.....Mimpi Jadi Kenyataan

Pada Tahun 2007 awal saya dengan istri sudah merencanakan untuk menjalankan usaha untuk mendapatkan penghasilan tambahan, tapi pada saat itu kami berdua tidak tahu mau buka usaha apa, lalu siapa yang akan jalankan usaha tersebut ? karena kami masih terikat dalam pekerjaan rutin sebagai karyawan swasta, dan bagaimana tempatnya serta darimana modalnya pada saat itu menjadi mental blok kami berdua, akhirnya kami pun terhanyut dengan kesibukan sehari-hari sehingga terlupakan rencana untuk buka usaha.

Pada bulan Mei di tahun 2007 kami melihat di koran ada suatu pameran Franchise di JHCC selama 3 hari kalo enggak salah, kami datang pada hari sabtu. Sesampainya di sana sebelum masuk ke pameran para pengunjung pameran Franchise diwajibkan untuk mengisi formulir dan meninggalkan kartu nama dan ini yang mengagetkan para pengunjung diwajibkan bayar.......waduh...kami berdua enggak mempersiapkan dana untuk biaya masuk pameran dengan harga Rp. 25.ooo per org yang berarti kami harus mengeluarkan biaya sebesar Rp. 50.000,-. melihat kondisi itu kami sempat kebingungan dan hampir memutuskan untuk batal berkunjung ke pameran Franchise tersebut, akhirnya kami coba gunakan kartu ATM dan pada saat itu kami berdua juga enggak tahu atm kami masing-masing saldonya tinggal berapa karena belum di cek lagi sebelumnya, akhirnya kami coba cari atm di JHCC dan ternyata ada yaitu atm bersama, akhirnya kami cek masing2 atmnya dan ternyata di atm saya udah memiliki tanda merah alias saldo gak cukup....waduh gimana ini.......untungnya atm istri saya masih ada dananya yang boleh dibilang yang dipaksain untuk tetap diambil sebesar Rp. 50.ooo,-, soalnya kami juga berpikir sayang banget klo moment ini kami lewatkan begitu aja dan lagi udah jauh-jauh dari bekasi timur masa harus balik lagi tanpa hasil.

Akhirnya kami berhasil untuk masuk ke dalam pameran tersebut, dan di dalam ruang pameran kami berpisah untuk masing-masing mendapatkan informasi peluang usaha apa yang akan dijalankan, saya sempat berhenti dan bertanya-tanya ke salah satu peserta pameran yang merupakan bisnis biro perjalanan yg di kelola secara franchise, pada dasarnya saya tertarik karena saya pun pernah bekerja di beberapa biro perjalan pada bagian tour, dan sempat juga saya mengadakan perjalanan ke luar negeri untuk membawa/memimpin peserta yang merupakan dokter gigi yang akan ikut seminar di australia dan juga anak-anak sekolah yang akan mengikuti program homestay di australia....ini pengalaman yang mengasikan dan nggak terlupakan....oh ya balik lagi ke pameran....setelah saya banyak tanya ke peserta biro perjalanan tersebut yang kebetulan saya kenal dengan pimpinannya, saya coba mengelilingi tempat tersebut sekaligus mampir ke tempat-tempat yang saya lihat prospeknya bagus dan biayanya nggak besar, tapi ternyata rata-rata biayanya besar banget karena ada biaya-biaya lainnya yang memang merupakan kewajiban bagi para franchise, hingga akhirnya saya ketemu dengan istri saya lagi di tempat usaha kaki lima yaitu berupa martabak manis......saya coba bertanya dan sekaligus mencicipi martabak manis tersebut karena baru selesai dimasak..dan ternyata martabaknya enak banget dan itupun enggak pake isiannya hanya kua martabaknya aja, tapi cuma kuenya aja kok enak rasanya....saya jadi penasaran, akhirnya saya banyak bertanya sama petugasnya......dan yang paling menggiurkan biaya investasi awalnya sangat murah kisaran 5 -10 jura rupiah.

Akhirnya menjelang sore saya tinggalkan JHCC untuk kembali kerumah dan selama perjalanan di otak saya kok mikirin usaha martabak terus karena saya lihat bahwa martabak manis dan atau telur dari jamnannya saya kecil sampai saat ini kok tetap ada??...berarti bisnis ini gak ada matinya.... karena tiap hari kepikiran akhirnya saya berdua istri coba mengunjungi kantor tempat uaha martabak tersebut, dan ternyata bisnis yang ditawarkan bukan sistem franchise tetapi bisnis opportunity, sehingga biayanya cukup murah..
Murah sih murah tapi kalo namanya lagi nggak ada uang segitu banyak ….ya percuma aja harapan tinggal harapan…….itu yang saya pikirkan pada saat itu, dan ini menjadi masalah yang saya harus hadapi
Hari-hari berlalu tetap dalam benak saya….gimana supaya saya tetap jadi punya usaha sendiri….kalau saya pikirnya kelamaan nanti usaha ini udah keburu banyak yang jalanin, tapi pada suatu saat istri saya membuat kejutan bahwa depositonya sudah jatuh tempo dan sudah bisa diambil….wah ini suatu tahap awal yang sangat baik pikir saya…..tapi jumlahnya masih kurang……tapi 2 hari kemudian enggak hanya istri saya yang buat kejutan ke saya…sayapun begitu, ternyata saya mendapatkan uang dari perusahaan karena proyek yang dijalankan sudah selesai dan kami sebagai karyawan mendapatkan bagian yang cukup besar (menurut saya loh…) tapi memang besar karena bisa menutupi kebutahan saya untuk menambah kekurangan biaya untuk membeli paket usaha martabak plus peralatan-peralatan lainnya yang belum termasuk dalam paket usaha tersebut……wah senangnya…… Akhirnya saya bayar segera paket usaha tersebut yang penting saya Action dulu daripada action belakangan…bias-bisa ketinggalan, karena saya pikir untuk memberanikan diri memulai usaha adalah tekat kita, walaupun belum tahu berjualan, tapi saya yakin bahwa nantinya selama kita geluti dan fokus ke usaha yang kita jalankan pasti kita akan bisa dengan sendirinya karena kita akan mengalami proses pembelajaran usaha
Masalah berikutnya yang harus saya pikirkan adalah masalah penjual martabak (SDM) karena kami berdua masih bekerja, mau tidak mau harus menggunakan tenaga orang lain/BOTOL (berani optimis pake tenaga orang lain.
Ternyata mencari tenaga kerja untuk penjual martabak tidak mudah, saya coba melalui Koran dan memang ada beberapa orang yang minat utk bekerja, tetapi keseriusannya untuk kerja dibidang seperti martabak ini sulit. Selain Koran saya juga mencoba untuk mencari melalui para pedagang kaki lima, dan setelah beberapa hari kemudian saya mendapartkannya dari pedagang kaki lima tersebut, dan calon pekerja saya ini ternyata memiliki pengalaman berjualan batagor dan dia mau bergabung dengan saya karena saya melihat bahwa calon pekerja saya ini sudah biasa berdagang dan lingkungan kerjanya di sekitar kompor artinya biasa memasak.
Setelah saya latih dan ternyata bisa juga dia membuat martabak manis, akhirnya masalah tenaga kerja sudah beres.
Dan kemudian masalah berikutnya adalah masalah tempat untuk berjualan, keliling kesana kemari itu udah hal yang rutin kami berdua lakukan pada hari sabtu dan minggu, dan akhirnya pada suatu saat kami dapatkan tempat usaha berupa kios tidak jauh dari rumah tinggal tapi posisi kios tidak menghadap langsung ke jalan utama yang boleh dibilang cukup ramai, akhirnya saya coba datangi pemiliknya yang akhirnya jadi kami ambil karena kiosnya disewakan termasuk murah dan masih dibawah perhitungan kami.
Hari demi hari dan bulan demi bulan kami lalui tapi penjualan kami pada saat itu masih jauh sekali dari harapan ( selidik punya selidik memang posisi kios yang kami sewa ternyata kurang menguntungkan untuk bisnis makanan seperti saya ini
Setelah berjalan kurang lebih 4 (empat) bulan dan masih belum juga menghasilkan penjualan sesuai harapan akhirnya saya berusaha mencari tempat kembali untuk berjualan martabak. Akhirnya saya melihat satu tempat jualan nasi goreng yg kebetulan langganan saya yang tidak jauh dari tempata jualan martabak saya dan setiap harinya ramai pembeli, dan saya coba nego untuk menyewa tempat untuk berjualan di depan halaman rumahnya….Puji Tuhan ternyata saya di sambut dengan baik dan saya disetujui untuk berjualan martabak di tempatnya…..dan dari situlah penjualan martabak saya naik drastis…saya kaget juga karena kesibukan orang saya penjual martabak dan saya sendiri terasa sibuknya karena banyak pembeli berdatangan yang akhirnya menjadi pelanggan tetap, dan mereka bilang kok cara buat martabaknya lain enggak seperti martabak yang biasa dan rasanya lebih enak, empuk banget dan wangi…….kata-kata itulah saya sering sekali saya dengar dari pelanggan….Oooo senangnya hati ini….mendapat pujian dari pelanggan…… dan yang paling membuat kami senang adalah saya dan istri enggak nyangka bahwa kami akhirnya punya usaha sendiri dibidang makanan yaitu Martabak Manis. Semua ini terjadi adalah karena niat dan tekat kami yang harus diwujudkan dan terlebih adalah berkat Tuhan yang kami berdua rasakan karena kami telah diijinkan untuk membuka dan memiliki usaha sendiri……….Terima kasih ya Tuhan atas berkat dan Karuniamu Mu