27 Maret 2009

Pengorbanan dan Mengorbankan Adalah Salah Satu Resiko Untuk Menjadi Pengusaha

Memang kalau kita Flesh Back sewaktu masih menjadi karyawan memang terasa enak, nyaman dan tenang karena tidak memikirkan gimana hari esok yang penting hidup sudah terpenuhi dari gaji yang telah diterima pada akhir ataupun awal bulan, walaupun jumlahnya juga sangat pasa-pas an, tinggal memikirkan pekerjaan yang ada di kantor.

Tapi rasa enak, nyaman dan tenang itu akan hilang pada saat kita sudah berada pada posisi sebagai wiraswasta penuh atau sudah tidak menjadi karyawan lagi (sudah memiliki karyawan alias yang punya usaha), karena akan berubah manjadi lebih membebani diri kita bahkan menjadi lebih berat dibandingkan pada saat masih menjadi karyawan…….kenapa?...... karena kita harus memikirkan perjalanan serta berkembangnya usaha kita kedepannya.

Hal tersebut yang saya alami saat ini dimana saat ini saya telah mengambil keputusan yang “tidak populer” yaitu mem PHK kan diri sendiri pada bulan September 2008 untuk bisa konsentrasi dan fokus pada usaha yang telah saya bangun setahun sebelumnya yaitu usaha Martabak Manis 333 serta menjual Tepung Martabak Manis Instan Istimewa 333 dan usaha yang baru saya tekuni lagi yaitu nasi goreng IDOLAKU.

Tindakan serta cara berfikir (mindset) saya telah berubah yang tadinya masih berfikir sebagai karyawan sekarang harus berfikir sebagai pengusaha karena apa yang saya dapat dan jalankan selama menjadi karyawan adalah sesuatu yang sudah teratur sehingga saya tinggal menjalankan serta menyelesaikannya, tapi setelah menjadi pengusaha secara otomatis seluruh daya pikiran dan tenaga kita dikerahkan untuk menjalankan serta memikirkan jalannya usaha agar semakin hari semakin maju dan berkembang yang juga diselingi oleh adanya kasus2 kecil seperti berurusan dengan preman, keamanan, penyewa kalau kita menyewa tempat serta yang paling sering adalah dengan anak buah/karyawan sendiri yang suka keluar secara dadakan, selain itu juga kita akan dipusingkan dengan omset harian dan biaya produksi yang tiap harinya harus dikeluarkan untuk dapat memenuhi kebutuhan usaha kita untuk keesokan harinya.

Tapi hal tersebut akan dapat kita lalui dengan lancar selama kita Fokus dan juga ikut berperan didalamnya, terutama memonitor segala kegiatan usaha termasuk pelayanan kepada pelanggan, sampai pengaturan keuangan, dsb dari hal terkecil sampai yg terbesar.

Perubahan mindset itu penting dalam diri kita untuk memotivasi agar bisa bertindak dan berperilaku sebagai pengusaha bukan sebagai karyawan lagi.

Satu hal yang perlu dipertimbangkan secara matang adalah masalah pengorbanan dan mengorbankan, maksudnya adalah bahwa selama kita ingin menjadi pengusaha dan baru melakukan perpindahan kuadran dari karyawan menjadi pengusaha ada yg harus dilakukan yaitu pengorbanan, baik itu berupa materi maupun moril, sebagai contoh misalkan kita selama menjadi karyawan dikarenakan prestasi kita bagus sehingga kita mendapatkan achievement atau penilaian dari perusahaan sehingga layak untuk diberikan fasilitas berupa kendaraan, tunjangan lainnya, atau fasilitas kredit yang diberikan oleh perusahaan, atau singkatnya semua kebutuhan terpenuhi sehingga membuat diri kita nyaman, aman. Karena semuanya sudah ada dan tersedia (dari yang tidak ada mejadi ada atau dari yang tidak punya menjadi punya)….namun bila kita sudah memutuskan untuk menjadi seorang pengusaha kita juga harus siap dengan kenyataan yang akan dihadapi yang kemungkinan adalah semua fasilitas tersebut akan kembali ke perusahaan sehingga posisi kita pada saat tersebut menjadi nol kembali (khusus untuk fasilitas) dan inilah bentuk dari sebuah pengorbanan yang harus siap untuk dihadapi bila kita ingin menjadi pengusaha.

Selain pengorbanan ada juga mengorbankan, ini adalah suatu hal yang juga akan dilakukan oleh seorang pengusaha, dimana mereka haru bisa dan siap mengorbankan waktu baik untuk keluarga, kerabat, dsb nya, karena didalam menjalankan usaha yg baru waktu kita akan tersita dengan segala kebutuhan serta kegiatan usaha tersebut, yang akibatnya akan terimbas ke keluarga, teman/kerabat yang biasanya bisa menikmati kebersamaan secara rutin akan menjadi berkurang atau sama sekali tidak ada.

Hal Pengorbanan dan mengorbankan itu salah satu resiko yang harus kita hadapi di dalam proses kita untuk menjadi pengusaha, yang semuanya itu tergantung kita lagi karena hal tersebut kita yang atur terutama kesuksesan menjadi pengusaha mau lebih cepat….atau lamban

Kembali lagi ke diri anda masing-masing


Salam Sukses
Never Give Up…..Give Your Best
and Don’t Ever Quite

Edwin Kindangen
tRIPeLTRIbisnis